Penyakit Anemia Aplastik

Penyakita Anemia Plastik

 Anemia aplastik (aplastic anemia) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh berhenti memproduksi cukup sel darah baru.
Anemia aplastik membuat penderitanya merasa lelah dan beresiko tinggi mengalami infeksi dan perdarahan yang tidak terkontrol.
Sebuah kondisi langka dan serius, anemia aplastik dapat terjadi pada orang dengan usia berapa pun.
Anemia aplastik dapat terjadi tiba-tiba atau terjadi perlahan-lahan dan semakin memburuk seiring dengan waktu.
Pengobatan untuk anemia aplastik akan meliputi pemberian obat, transfusi darah, atau transplantasi sel induk.

Gejala

Anemia aplastik timbul akibat kekurangan satu atau lebih jenis sel darah dengan tanda dan gejala sebagai berikut:
– Kelelahan
– Sesak napas
– Denyut jantung cepat atau tidak teratur
– Kulit pucat
– Sering infeksi atau infeksi berkepanjangan
– Mudah memar
– Mimisan dan gusi berdarah
– Luka yang mengalami perdarahan berkepanjangan
– Ruam kulit
– Pusing
– Sakit kepala
Anemia aplastik dapat berkembang perlahan-lahan selama beberapa minggu atau bulan, atau mungkin datang dengan tiba-tiba.
Anemia aplastik bisa sangat parah dan berpotensi berakibat fatal.

Penyebab

Anemia aplastik terjadi ketika sumsum tulang mengalami kerusakan sehingga memperlambat produksi sel darah baru.
Sumsum tulang adalah material seperti spons berwarna merah yang menghasilkan sel induk (stem cell) yang kemudian berubah menjadi sel-sel lain.
Stem cell sumsum juga memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Pada anemia aplastik, sumsum tulang mengalami aplastik atau hipoplasia. Hal ini berarti sumsung tulang kosong (aplastik) atau mengandung amat sedikit sel darah.
Faktor-faktor yang bisa membuat sumsum tulang tidak berfungsi optimal sehingga mempengaruhi produksi sel darah termasuk: 

1. Radiasi dan kemoterapi
Radiasi dan kemoterapi digunakan untuk membunuh sel kanker. Hanya saja, prosedur ini juga dapat merusak sel-sel sehat, termasuk sel-sel induk dalam sumsum tulang.
Anemia aplastik bisa terjadi karena efek samping sementara dari perawatan ini.
2. Paparan bahan kimia beracun
Paparan bahan kimia beracun, seperti yang digunakan dalam pestisida dan insektisida dapat menyebabkan anemia aplastik.
Paparan benzena – bahan kimia yang terdapat dalam bensin – juga dikaitkan dengan anemia aplastik.
Jenis anemia ini sering berangsur hilang seiring berkurangnya paparan pada bahan kimia yang memicu penyakit.
3. Penggunaan obat-obatan tertentu
Beberapa obat, seperti yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis dan beberapa antibiotik, dapat menyebabkan anemia aplastik.
4. Gangguan autoimun
Gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh mulai menyerang sel-sel sehat, mungkin juga mengganggu sel-sel induk dalam sumsum tulang.
5. Infeksi virus
Infeksi virus yang mempengaruhi sumsum tulang mungkin memainkan peran dalam perkembangan anemia aplastik.
Virus yang dikaitkan dengan perkembangan anemia aplastik termasuk hepatitis, Epstein-Barr, cytomegalovirus, Parvovirus B19, dan HIV.
6. Kehamilan
Anemia aplastik yang terjadi pada kehamilan mungkin terkait dengan masalah autoimun atau sistem kekebalan tubuh yang menyerang sumsum tulang selama kehamilan.

Faktor Risiko

Anemia aplastik merupakan penyakit langka. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko diantaranya:
– Pengobatan kanker dengan radiasi dosis tinggi atau kemoterapi
– Paparan bahan kimia beracun
– Penggunaan beberapa obat resep – seperti kloramfenikol, yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri
– Penyakit darah tertentu, gangguan autoimun, dan infeksi serius
– Dalam kasus yang jarang, kehamilan


Anemia aplastik (aplastic anemia) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh berhenti memproduksi cukup sel darah baru.
Anemia aplastik membuat penderitanya merasa lelah dan beresiko tinggi mengalami infeksi dan perdarahan yang tidak terkontrol.
Sebuah kondisi langka dan serius, anemia aplastik dapat terjadi pada orang dengan usia berapa pun.
Anemia aplastik dapat terjadi tiba-tiba atau terjadi perlahan-lahan dan semakin memburuk seiring dengan waktu.
Pengobatan untuk anemia aplastik akan meliputi pemberian obat, transfusi darah, atau transplantasi sel induk.

Gejala

Anemia aplastik timbul akibat kekurangan satu atau lebih jenis sel darah dengan tanda dan gejala sebagai berikut:
– Kelelahan
– Sesak napas
– Denyut jantung cepat atau tidak teratur
– Kulit pucat
– Sering infeksi atau infeksi berkepanjangan
– Mudah memar
– Mimisan dan gusi berdarah
– Luka yang mengalami perdarahan berkepanjangan
– Ruam kulit
– Pusing
– Sakit kepala
Anemia aplastik dapat berkembang perlahan-lahan selama beberapa minggu atau bulan, atau mungkin datang dengan tiba-tiba.
Anemia aplastik bisa sangat parah dan berpotensi berakibat fatal.

Penyebab

Anemia aplastik terjadi ketika sumsum tulang mengalami kerusakan sehingga memperlambat produksi sel darah baru.
Sumsum tulang adalah material seperti spons berwarna merah yang menghasilkan sel induk (stem cell) yang kemudian berubah menjadi sel-sel lain.
Stem cell sumsum juga memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Pada anemia aplastik, sumsum tulang mengalami aplastik atau hipoplasia. Hal ini berarti sumsung tulang kosong (aplastik) atau mengandung amat sedikit sel darah.
Faktor-faktor yang bisa membuat sumsum tulang tidak berfungsi optimal sehingga mempengaruhi produksi sel darah termasuk:
1. Radiasi dan kemoterapi
Radiasi dan kemoterapi digunakan untuk membunuh sel kanker. Hanya saja, prosedur ini juga dapat merusak sel-sel sehat, termasuk sel-sel induk dalam sumsum tulang.
Anemia aplastik bisa terjadi karena efek samping sementara dari perawatan ini.
2. Paparan bahan kimia beracun
Paparan bahan kimia beracun, seperti yang digunakan dalam pestisida dan insektisida dapat menyebabkan anemia aplastik.
Paparan benzena – bahan kimia yang terdapat dalam bensin – juga dikaitkan dengan anemia aplastik.
Jenis anemia ini sering berangsur hilang seiring berkurangnya paparan pada bahan kimia yang memicu penyakit.
3. Penggunaan obat-obatan tertentu
Beberapa obat, seperti yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis dan beberapa antibiotik, dapat menyebabkan anemia aplastik.
4. Gangguan autoimun
Gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh mulai menyerang sel-sel sehat, mungkin juga mengganggu sel-sel induk dalam sumsum tulang.
5. Infeksi virus
Infeksi virus yang mempengaruhi sumsum tulang mungkin memainkan peran dalam perkembangan anemia aplastik.
Virus yang dikaitkan dengan perkembangan anemia aplastik termasuk hepatitis, Epstein-Barr, cytomegalovirus, Parvovirus B19, dan HIV.
6. Kehamilan
Anemia aplastik yang terjadi pada kehamilan mungkin terkait dengan masalah autoimun atau sistem kekebalan tubuh yang menyerang sumsum tulang selama kehamilan.

Faktor Risiko

Anemia aplastik merupakan penyakit langka. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko diantaranya:
– Pengobatan kanker dengan radiasi dosis tinggi atau kemoterapi
– Paparan bahan kimia beracun
– Penggunaan beberapa obat resep – seperti kloramfenikol, yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri
– Penyakit darah tertentu, gangguan autoimun, dan infeksi serius
– Dalam kasus yang jarang, kehamilan
Anemia aplastik (aplastic anemia) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh berhenti memproduksi cukup sel darah baru.
Anemia aplastik membuat penderitanya merasa lelah dan beresiko tinggi mengalami infeksi dan perdarahan yang tidak terkontrol.
Sebuah kondisi langka dan serius, anemia aplastik dapat terjadi pada orang dengan usia berapa pun.
Anemia aplastik dapat terjadi tiba-tiba atau terjadi perlahan-lahan dan semakin memburuk seiring dengan waktu.
Pengobatan untuk anemia aplastik akan meliputi pemberian obat, transfusi darah, atau transplantasi sel induk.

Gejala

Anemia aplastik timbul akibat kekurangan satu atau lebih jenis sel darah dengan tanda dan gejala sebagai berikut:
– Kelelahan
– Sesak napas
– Denyut jantung cepat atau tidak teratur
– Kulit pucat
– Sering infeksi atau infeksi berkepanjangan
– Mudah memar
– Mimisan dan gusi berdarah
– Luka yang mengalami perdarahan berkepanjangan
– Ruam kulit
– Pusing
– Sakit kepala
Anemia aplastik dapat berkembang perlahan-lahan selama beberapa minggu atau bulan, atau mungkin datang dengan tiba-tiba.
Anemia aplastik bisa sangat parah dan berpotensi berakibat fatal.

Penyebab

Anemia aplastik terjadi ketika sumsum tulang mengalami kerusakan sehingga memperlambat produksi sel darah baru.
Sumsum tulang adalah material seperti spons berwarna merah yang menghasilkan sel induk (stem cell) yang kemudian berubah menjadi sel-sel lain.
Stem cell sumsum juga memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Pada anemia aplastik, sumsum tulang mengalami aplastik atau hipoplasia. Hal ini berarti sumsung tulang kosong (aplastik) atau mengandung amat sedikit sel darah.
Faktor-faktor yang bisa membuat sumsum tulang tidak berfungsi optimal sehingga mempengaruhi produksi sel darah termasuk:
1. Radiasi dan kemoterapi
Radiasi dan kemoterapi digunakan untuk membunuh sel kanker. Hanya saja, prosedur ini juga dapat merusak sel-sel sehat, termasuk sel-sel induk dalam sumsum tulang.
Anemia aplastik bisa terjadi karena efek samping sementara dari perawatan ini.
2. Paparan bahan kimia beracun
Paparan bahan kimia beracun, seperti yang digunakan dalam pestisida dan insektisida dapat menyebabkan anemia aplastik.
Paparan benzena – bahan kimia yang terdapat dalam bensin – juga dikaitkan dengan anemia aplastik.
Jenis anemia ini sering berangsur hilang seiring berkurangnya paparan pada bahan kimia yang memicu penyakit.
3. Penggunaan obat-obatan tertentu
Beberapa obat, seperti yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis dan beberapa antibiotik, dapat menyebabkan anemia aplastik.
4. Gangguan autoimun
Gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh mulai menyerang sel-sel sehat, mungkin juga mengganggu sel-sel induk dalam sumsum tulang.
5. Infeksi virus
Infeksi virus yang mempengaruhi sumsum tulang mungkin memainkan peran dalam perkembangan anemia aplastik.
Virus yang dikaitkan dengan perkembangan anemia aplastik termasuk hepatitis, Epstein-Barr, cytomegalovirus, Parvovirus B19, dan HIV.
6. Kehamilan
Anemia aplastik yang terjadi pada kehamilan mungkin terkait dengan masalah autoimun atau sistem kekebalan tubuh yang menyerang sumsum tulang selama kehamilan.

Faktor Risiko

Anemia aplastik merupakan penyakit langka. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko diantaranya:
– Pengobatan kanker dengan radiasi dosis tinggi atau kemoterapi
– Paparan bahan kimia beracun
– Penggunaan beberapa obat resep – seperti kloramfenikol, yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri
– Penyakit darah tertentu, gangguan autoimun, dan infeksi serius
– Dalam kasus yang jarang, kehamilan
Home - Anemia - Info Penyakit - Penyakit Anemia – Pengertian, Penyebab, dan Gejala Penyakit Anemia – Pengertian, Penyebab, dan Gejala Pengertian Anemia. Anemia adalah suatu kondisi tubuh yang terjadi ketika sel-sel darah merah (eritrosit) dan/atau Hemoglobin (Hb) yang sehat dalam darah berada dibawah nilai normal (kurang darah). Hemoglobin adalah bagian utama dari sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen. Jika seseorang kekurangan sel darah merah, atau hemoglobin yang normal, maka sel-sel dalam tubuh tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup, akibatnya tumbullah gejala anemia. Gejala anemia seperti lemah dan lesu terjadi karena organ-organ tidak mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk berfungsi dengan baik, yaitu oksigen. Dalam masyarakat kita anemia dikenal dengan istilah kurang darah. Kurang darah (anemia) ini berbeda dengan darah rendah. Darah rendah merupakan rendahnya tekanan darah (baca : Tekanan Darah Rendah), sedangkan anemia adalah kurangnya sel darah merah atau hemoglobin seperti telah disebutkan di atas. Hal ini sengaja saya perjelas disini karena saya masih sering menemukan pasien yang salah dalam meng arti kan Anemia (kurang darah). gejala anemia ilustrasi anemia Penyebab Anemia Ada ber macam macam Penyebab Anemia sesuai dengan jenis anemianya dan terdapat lebih dari 400 jenis anemia, yang secara garis besar dibagi menjadi tiga kelompok: Anemia yang disebabkan oleh kehilangan darah Anemia yang disebabkan oleh penurunan produksi sel darah merah Anemia yang disebabkan oleh kerusakan sel darah merah … mari kita bahas satu persatu :D Penyebab Anemia Karena Kehilangan Darah Sel darah merah dapat hilang ketika seseorang mengeluarkan darah atau berdarah oleh sebab apapun seperti kecelakaan, terluka, dsb. Namun perdarahan dapat terjadi perlahan-lahan selama jangka waktu yang panjang, dan adakalanya tidak terdeteksi. Ini disebut sebagai pendarahan kronis yang biasanya disebabkan oleh : Penyakit pencernaan seperti maag, wasir, gastritis (radang lambung), dan kanker (Baca: BAB Berdarah) Penggunaan obat anti-inflamasi (OAINS) seperti aspirin atau ibuprofen, yang dapat menyebabkan gastritis dan perdarahan saluran cerna. Menstruasi dan melahirkan pada wanita, terutama jika perdarahan menstruasi yang berlebihan Penyebab Anemia karena Kurangnya Produksi Sel Darah Merah Anemia bisa terjadi karena kurangnya kuantitas dan kualitas sel darah merah, yakni kurangnya produksi sel darah merah atau terganggunya pembentukan hemoglobin. Selain itu dapat pula terbentuk sel darah merah dan hemoglobin yang tidak bagus sehingga fungsinya tidak optimal. Penyebab anemia jenis ini biasanya terkait dengan kekurangan mineral dan vitamin yang dibutuhkan dalam memproduksi sel darah merah dan hemoglobin. Kondisi yang terkait dengan penyebab anemia ini antara lain : Anemia sel sabit Anemia defisiensi besi Kekurangan vitamin B12, Asam Folat Masalah Sumsum tulang dan stem cell Kondisi kesehatan lain Penyebab Anemia Karena Rusaknya Sel Darah Merah Ketika sel-sel darah merah rapuh dan tidak dapat menahan stres rutin dari sistem peredaran darah, maka dapat pecah secara prematur, sehingga menyebabkan anemia hemolitik. Anemia hemolitik dapat hadir pada saat lahir atau berkembang kemudian. Kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya. Penyebab anemia hemolitik yang telah diketahui antara lain: Kondisi yang diwariskan (diturunkan), seperti anemia sel sabit dan talasemia Stres seperti infeksi, obat-obatan, racun ular atau laba-laba, atau makanan tertentu Racun dari penyakit hati lanjut (liver kronis) atau penyakit ginjal Serangan yang tidak tepat oleh sistem kekebalan tubuh (disebut penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, ketika itu terjadi pada janin yang dikandung wanita hamil) Cangkok vaskular, katup jantung prostetik, tumor, luka bakar parah, paparan bahan kimia, hipertensi berat, dan gangguan pembekuan darah. Dalam kasus yang jarang terjadi, pembesaran limpa dapat menjebak sel darah merah dan menghancurkan mereka sebelum waktunya beredar habis. Baca juga: 13 Penyebab Anemia (lengkap) Faktor Risiko Anemia Berbeda dengan penyebab anemia, fakor risiko berikut ini meningkatkan peluang seseorang untuk terkena anemia. Kekurangan Vitamin. Kekurangan zat besi, vitamin B-12 dan asam folat meningkatkan resiko anemia. Gangguan usus. Gangguan usus akan mengganggu penyerapan nutrisi – seperti penyakit Crohn dan penyakit celiac – akibatnya dapat meningkatkan risiko anemia. Menstruasi. Wanita yang masih memiliki menstruasi risiko anemia nya lebih besar daripada laki-laki dan wanita pascamenopause. Karena menstruasi menyebabkan hilangnya sel darah merah Kehamilan. Ibu hamil memiliki risiko anemia kekurangan zat besi karena zat besi harus melayani peningkatan volume darah serta pembentukan hemoglobin janin. Lebih lanjut baca: Anemia Pada Ibu Hamil Penyakit kronis. Penyakit kronis seperti kanker, gagal ginjal atau hati, dll. Biasanya anemia defisiensi besi. Riwayat keluarga memiliki penyakit anemia seperti anemia sel sabit. Faktor-faktor lain. Riwayat infeksi tertentu, penyakit darah dan gangguan autoimun (baca: Penyakit Lupus), alkoholisme, paparan bahan kimia beracun, dan penggunaan beberapa obat dapat mempengaruhi produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia. Ciri-ciri atau Gejala Anemia ( Kurang Darah ) Seseorang yang mengalami anemia bisanya memiliki ciri-ciri sering terlihat sangat pucat dan mungkin juga mengalami gejala anemia yang lain, seperti : Kelelahan Lemah dan cepat capek Mudah mengantuk Sakit Kepala Tangan dan kaki dingin Pingsan Pusing, terutama ketika orang tersebut berdiri Sesak napas, terutama pada saat beraktivitas Detak jantung cepat atau jantung berdebar, terutama pada saat beraktivitas. Nyeri dada Penurunan konsentrasi dan daya ingat Namun, gejala anemia terkadang tidak jelas, terutama pada orang muda atau secara fisik terlihat sehat, padahal tingkat hemoglobin bisa jatuh secara signifikan tanpa menunjukkan gejala anemia sama sekali. Dalam kasus lain, gejala anemia dapat berkembang perlahan-lahan selama beberapa bulan atau tahun. Kapan Harus Ke Dokter ? Jika Kamu mengalami beberapa gejala anemia seperti diatas sebaiknya periksakan diri ke dokter, agar diperiksa lebih lanjut apakah benar kamu mengalami anemia atau penyakit lain yang memiliki gejala yang mirip. Atau ketika Kamu merasa sehat tanpa gejala anemia, namun saat akan donor darah, biasanya kan diperiksa dulu kadar hemoglobin nya, eh ternyata Hb rendah maka kamu tidak boleh donor dan dianjurkan berobat ke dokter. Untuk men diagnosis anemia, dokter akan merekomendasikan: Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan Jantung (frekuensi detak jantung, irama jantung), paru-paru (pernafasan), hati dan limpa. Pemeriksaan darah lengkap (CBC). Pemeriksaan darah lengkap (CBC = complete blood count) digunakan untuk menghitung jumlah sel-sel darah merah, kekentalan darah (hemtokrit), Hemoglobin (Hb). Nilai Normal (acuan) Dewasa Nilai normal hematokrit pria = 38,8 – 50 persen. Wanita = 34,9 – 44,5 persen. Nilai normal hemoglobin (Hb) Pria = 13,5-17,5 gram per desiliter. Wanita = 12-15,5 gram per desiliter. Pemeriksaan ukuran dan bentuk sel-sel darah merah. Beberapa sel darah merah juga dapat diperiksa ukurannya, bentuk dan warna. Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan diagnosis. Sebagai contoh, pada anemia defisiensi besi, sel darah merah lebih kecil dan lebih pucat warnanya dibanding normal (anemia hipokrom mikrositer). Dalam kasus anemia defisiensi vitamin, sel darah merah berukuran besar dan jumlahnya sedikit (anemia megaloblastik). Itulah beberapa hal yang terkait dengan anemia atau kurang darah, mulai dari pengertian, penyebab, faktor risiko, dan gejala anemia. salam sehat :)

Bersumber dari: Penyakit Anemia – Pengertian, Penyebab, dan Gejala | Mediskus.com
Home - Anemia - Info Penyakit - Penyakit Anemia – Pengertian, Penyebab, dan Gejala Penyakit Anemia – Pengertian, Penyebab, dan Gejala Pengertian Anemia. Anemia adalah suatu kondisi tubuh yang terjadi ketika sel-sel darah merah (eritrosit) dan/atau Hemoglobin (Hb) yang sehat dalam darah berada dibawah nilai normal (kurang darah). Hemoglobin adalah bagian utama dari sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen. Jika seseorang kekurangan sel darah merah, atau hemoglobin yang normal, maka sel-sel dalam tubuh tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup, akibatnya tumbullah gejala anemia. Gejala anemia seperti lemah dan lesu terjadi karena organ-organ tidak mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk berfungsi dengan baik, yaitu oksigen. Dalam masyarakat kita anemia dikenal dengan istilah kurang darah. Kurang darah (anemia) ini berbeda dengan darah rendah. Darah rendah merupakan rendahnya tekanan darah (baca : Tekanan Darah Rendah), sedangkan anemia adalah kurangnya sel darah merah atau hemoglobin seperti telah disebutkan di atas. Hal ini sengaja saya perjelas disini karena saya masih sering menemukan pasien yang salah dalam meng arti kan Anemia (kurang darah). gejala anemia ilustrasi anemia Penyebab Anemia Ada ber macam macam Penyebab Anemia sesuai dengan jenis anemianya dan terdapat lebih dari 400 jenis anemia, yang secara garis besar dibagi menjadi tiga kelompok: Anemia yang disebabkan oleh kehilangan darah Anemia yang disebabkan oleh penurunan produksi sel darah merah Anemia yang disebabkan oleh kerusakan sel darah merah … mari kita bahas satu persatu :D Penyebab Anemia Karena Kehilangan Darah Sel darah merah dapat hilang ketika seseorang mengeluarkan darah atau berdarah oleh sebab apapun seperti kecelakaan, terluka, dsb. Namun perdarahan dapat terjadi perlahan-lahan selama jangka waktu yang panjang, dan adakalanya tidak terdeteksi. Ini disebut sebagai pendarahan kronis yang biasanya disebabkan oleh : Penyakit pencernaan seperti maag, wasir, gastritis (radang lambung), dan kanker (Baca: BAB Berdarah) Penggunaan obat anti-inflamasi (OAINS) seperti aspirin atau ibuprofen, yang dapat menyebabkan gastritis dan perdarahan saluran cerna. Menstruasi dan melahirkan pada wanita, terutama jika perdarahan menstruasi yang berlebihan Penyebab Anemia karena Kurangnya Produksi Sel Darah Merah Anemia bisa terjadi karena kurangnya kuantitas dan kualitas sel darah merah, yakni kurangnya produksi sel darah merah atau terganggunya pembentukan hemoglobin. Selain itu dapat pula terbentuk sel darah merah dan hemoglobin yang tidak bagus sehingga fungsinya tidak optimal. Penyebab anemia jenis ini biasanya terkait dengan kekurangan mineral dan vitamin yang dibutuhkan dalam memproduksi sel darah merah dan hemoglobin. Kondisi yang terkait dengan penyebab anemia ini antara lain : Anemia sel sabit Anemia defisiensi besi Kekurangan vitamin B12, Asam Folat Masalah Sumsum tulang dan stem cell Kondisi kesehatan lain Penyebab Anemia Karena Rusaknya Sel Darah Merah Ketika sel-sel darah merah rapuh dan tidak dapat menahan stres rutin dari sistem peredaran darah, maka dapat pecah secara prematur, sehingga menyebabkan anemia hemolitik. Anemia hemolitik dapat hadir pada saat lahir atau berkembang kemudian. Kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya. Penyebab anemia hemolitik yang telah diketahui antara lain: Kondisi yang diwariskan (diturunkan), seperti anemia sel sabit dan talasemia Stres seperti infeksi, obat-obatan, racun ular atau laba-laba, atau makanan tertentu Racun dari penyakit hati lanjut (liver kronis) atau penyakit ginjal Serangan yang tidak tepat oleh sistem kekebalan tubuh (disebut penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, ketika itu terjadi pada janin yang dikandung wanita hamil) Cangkok vaskular, katup jantung prostetik, tumor, luka bakar parah, paparan bahan kimia, hipertensi berat, dan gangguan pembekuan darah. Dalam kasus yang jarang terjadi, pembesaran limpa dapat menjebak sel darah merah dan menghancurkan mereka sebelum waktunya beredar habis. Baca juga: 13 Penyebab Anemia (lengkap) Faktor Risiko Anemia Berbeda dengan penyebab anemia, fakor risiko berikut ini meningkatkan peluang seseorang untuk terkena anemia. Kekurangan Vitamin. Kekurangan zat besi, vitamin B-12 dan asam folat meningkatkan resiko anemia. Gangguan usus. Gangguan usus akan mengganggu penyerapan nutrisi – seperti penyakit Crohn dan penyakit celiac – akibatnya dapat meningkatkan risiko anemia. Menstruasi. Wanita yang masih memiliki menstruasi risiko anemia nya lebih besar daripada laki-laki dan wanita pascamenopause. Karena menstruasi menyebabkan hilangnya sel darah merah Kehamilan. Ibu hamil memiliki risiko anemia kekurangan zat besi karena zat besi harus melayani peningkatan volume darah serta pembentukan hemoglobin janin. Lebih lanjut baca: Anemia Pada Ibu Hamil Penyakit kronis. Penyakit kronis seperti kanker, gagal ginjal atau hati, dll. Biasanya anemia defisiensi besi. Riwayat keluarga memiliki penyakit anemia seperti anemia sel sabit. Faktor-faktor lain. Riwayat infeksi tertentu, penyakit darah dan gangguan autoimun (baca: Penyakit Lupus), alkoholisme, paparan bahan kimia beracun, dan penggunaan beberapa obat dapat mempengaruhi produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia.

Bersumber dari: Penyakit Anemia – Pengertian, Penyebab, dan Gejala | Mediskus.com
Home - Anemia - Info Penyakit - Penyakit Anemia – Pengertian, Penyebab, dan Gejala Penyakit Anemia – Pengertian, Penyebab, dan Gejala Pengertian Anemia. Anemia adalah suatu kondisi tubuh yang terjadi ketika sel-sel darah merah (eritrosit) dan/atau Hemoglobin (Hb) yang sehat dalam darah berada dibawah nilai normal (kurang darah). Hemoglobin adalah bagian utama dari sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen. Jika seseorang kekurangan sel darah merah, atau hemoglobin yang normal, maka sel-sel dalam tubuh tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup, akibatnya tumbullah gejala anemia. Gejala anemia seperti lemah dan lesu terjadi karena organ-organ tidak mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk berfungsi dengan baik, yaitu oksigen. Dalam masyarakat kita anemia dikenal dengan istilah kurang darah. Kurang darah (anemia) ini berbeda dengan darah rendah. Darah rendah merupakan rendahnya tekanan darah (baca : Tekanan Darah Rendah), sedangkan anemia adalah kurangnya sel darah merah atau hemoglobin seperti telah disebutkan di atas. Hal ini sengaja saya perjelas disini karena saya masih sering menemukan pasien yang salah dalam meng arti kan Anemia (kurang darah). gejala anemia ilustrasi anemia Penyebab Anemia Ada ber macam macam Penyebab Anemia sesuai dengan jenis anemianya dan terdapat lebih dari 400 jenis anemia, yang secara garis besar dibagi menjadi tiga kelompok: Anemia yang disebabkan oleh kehilangan darah Anemia yang disebabkan oleh penurunan produksi sel darah merah Anemia yang disebabkan oleh kerusakan sel darah merah … mari kita bahas satu persatu :D Penyebab Anemia Karena Kehilangan Darah Sel darah merah dapat hilang ketika seseorang mengeluarkan darah atau berdarah oleh sebab apapun seperti kecelakaan, terluka, dsb. Namun perdarahan dapat terjadi perlahan-lahan selama jangka waktu yang panjang, dan adakalanya tidak terdeteksi. Ini disebut sebagai pendarahan kronis yang biasanya disebabkan oleh : Penyakit pencernaan seperti maag, wasir, gastritis (radang lambung), dan kanker (Baca: BAB Berdarah) Penggunaan obat anti-inflamasi (OAINS) seperti aspirin atau ibuprofen, yang dapat menyebabkan gastritis dan perdarahan saluran cerna. Menstruasi dan melahirkan pada wanita, terutama jika perdarahan menstruasi yang berlebihan Penyebab Anemia karena Kurangnya Produksi Sel Darah Merah Anemia bisa terjadi karena kurangnya kuantitas dan kualitas sel darah merah, yakni kurangnya produksi sel darah merah atau terganggunya pembentukan hemoglobin. Selain itu dapat pula terbentuk sel darah merah dan hemoglobin yang tidak bagus sehingga fungsinya tidak optimal. Penyebab anemia jenis ini biasanya terkait dengan kekurangan mineral dan vitamin yang dibutuhkan dalam memproduksi sel darah merah dan hemoglobin. Kondisi yang terkait dengan penyebab anemia ini antara lain : Anemia sel sabit Anemia defisiensi besi Kekurangan vitamin B12, Asam Folat Masalah Sumsum tulang dan stem cell Kondisi kesehatan lain Penyebab Anemia Karena Rusaknya Sel Darah Merah Ketika sel-sel darah merah rapuh dan tidak dapat menahan stres rutin dari sistem peredaran darah, maka dapat pecah secara prematur, sehingga menyebabkan anemia hemolitik. Anemia hemolitik dapat hadir pada saat lahir atau berkembang kemudian. Kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya. Penyebab anemia hemolitik yang telah diketahui antara lain: Kondisi yang diwariskan (diturunkan), seperti anemia sel sabit dan talasemia Stres seperti infeksi, obat-obatan, racun ular atau laba-laba, atau makanan tertentu Racun dari penyakit hati lanjut (liver kronis) atau penyakit ginjal Serangan yang tidak tepat oleh sistem kekebalan tubuh (disebut penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, ketika itu terjadi pada janin yang dikandung wanita hamil) Cangkok vaskular, katup jantung prostetik, tumor, luka bakar parah, paparan bahan kimia, hipertensi berat, dan gangguan pembekuan darah. Dalam kasus yang jarang terjadi, pembesaran limpa dapat menjebak sel darah merah dan menghancurkan mereka sebelum waktunya beredar habis. Baca juga: 13 Penyebab Anemia (lengkap) Faktor Risiko Anemia Berbeda dengan penyebab anemia, fakor risiko berikut ini meningkatkan peluang seseorang untuk terkena anemia. Kekurangan Vitamin. Kekurangan zat besi, vitamin B-12 dan asam folat meningkatkan resiko anemia. Gangguan usus. Gangguan usus akan mengganggu penyerapan nutrisi – seperti penyakit Crohn dan penyakit celiac – akibatnya dapat meningkatkan risiko anemia. Menstruasi. Wanita yang masih memiliki menstruasi risiko anemia nya lebih besar daripada laki-laki dan wanita pascamenopause. Karena menstruasi menyebabkan hilangnya sel darah merah Kehamilan. Ibu hamil memiliki risiko anemia kekurangan zat besi karena zat besi harus melayani peningkatan volume darah serta pembentukan hemoglobin janin. Lebih lanjut baca: Anemia Pada Ibu Hamil Penyakit kronis. Penyakit kronis seperti kanker, gagal ginjal atau hati, dll. Biasanya anemia defisiensi besi. Riwayat keluarga memiliki penyakit anemia seperti anemia sel sabit. Faktor-faktor lain. Riwayat infeksi tertentu, penyakit darah dan gangguan autoimun (baca: Penyakit Lupus), alkoholisme, paparan bahan kimia beracun, dan penggunaan beberapa obat dapat mempengaruhi produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia.

Bersumber dari: Penyakit Anemia – Pengertian, Penyebab, dan Gejala | Mediskus.com
Home - Anemia - Info Penyakit - Penyakit Anemia – Pengertian, Penyebab, dan Gejala Penyakit Anemia – Pengertian, Penyebab, dan Gejala Pengertian Anemia. Anemia adalah suatu kondisi tubuh yang terjadi ketika sel-sel darah merah (eritrosit) dan/atau Hemoglobin (Hb) yang sehat dalam darah berada dibawah nilai normal (kurang darah). Hemoglobin adalah bagian utama dari sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen. Jika seseorang kekurangan sel darah merah, atau hemoglobin yang normal, maka sel-sel dalam tubuh tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup, akibatnya tumbullah gejala anemia. Gejala anemia seperti lemah dan lesu terjadi karena organ-organ tidak mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk berfungsi dengan baik, yaitu oksigen. Dalam masyarakat kita anemia dikenal dengan istilah kurang darah. Kurang darah (anemia) ini berbeda dengan darah rendah. Darah rendah merupakan rendahnya tekanan darah (baca : Tekanan Darah Rendah), sedangkan anemia adalah kurangnya sel darah merah atau hemoglobin seperti telah disebutkan di atas. Hal ini sengaja saya perjelas disini karena saya masih sering menemukan pasien yang salah dalam meng arti kan Anemia (kurang darah). gejala anemia ilustrasi anemia Penyebab Anemia Ada ber macam macam Penyebab Anemia sesuai dengan jenis anemianya dan terdapat lebih dari 400 jenis anemia, yang secara garis besar dibagi menjadi tiga kelompok: Anemia yang disebabkan oleh kehilangan darah Anemia yang disebabkan oleh penurunan produksi sel darah merah Anemia yang disebabkan oleh kerusakan sel darah merah … mari kita bahas satu persatu :D Penyebab Anemia Karena Kehilangan Darah Sel darah merah dapat hilang ketika seseorang mengeluarkan darah atau berdarah oleh sebab apapun seperti kecelakaan, terluka, dsb. Namun perdarahan dapat terjadi perlahan-lahan selama jangka waktu yang panjang, dan adakalanya tidak terdeteksi. Ini disebut sebagai pendarahan kronis yang biasanya disebabkan oleh : Penyakit pencernaan seperti maag, wasir, gastritis (radang lambung), dan kanker (Baca: BAB Berdarah) Penggunaan obat anti-inflamasi (OAINS) seperti aspirin atau ibuprofen, yang dapat menyebabkan gastritis dan perdarahan saluran cerna. Menstruasi dan melahirkan pada wanita, terutama jika perdarahan menstruasi yang berlebihan Penyebab Anemia karena Kurangnya Produksi Sel Darah Merah Anemia bisa terjadi karena kurangnya kuantitas dan kualitas sel darah merah, yakni kurangnya produksi sel darah merah atau terganggunya pembentukan hemoglobin. Selain itu dapat pula terbentuk sel darah merah dan hemoglobin yang tidak bagus sehingga fungsinya tidak optimal. Penyebab anemia jenis ini biasanya terkait dengan kekurangan mineral dan vitamin yang dibutuhkan dalam memproduksi sel darah merah dan hemoglobin. Kondisi yang terkait dengan penyebab anemia ini antara lain : Anemia sel sabit Anemia defisiensi besi Kekurangan vitamin B12, Asam Folat Masalah Sumsum tulang dan stem cell Kondisi kesehatan lain Penyebab Anemia Karena Rusaknya Sel Darah Merah Ketika sel-sel darah merah rapuh dan tidak dapat menahan stres rutin dari sistem peredaran darah, maka dapat pecah secara prematur, sehingga menyebabkan anemia hemolitik. Anemia hemolitik dapat hadir pada saat lahir atau berkembang kemudian. Kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya. Penyebab anemia hemolitik yang telah diketahui antara lain: Kondisi yang diwariskan (diturunkan), seperti anemia sel sabit dan talasemia Stres seperti infeksi, obat-obatan, racun ular atau laba-laba, atau makanan tertentu Racun dari penyakit hati lanjut (liver kronis) atau penyakit ginjal Serangan yang tidak tepat oleh sistem kekebalan tubuh (disebut penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, ketika itu terjadi pada janin yang dikandung wanita hamil) Cangkok vaskular, katup jantung prostetik, tumor, luka bakar parah, paparan bahan kimia, hipertensi berat, dan gangguan pembekuan darah. Dalam kasus yang jarang terjadi, pembesaran limpa dapat menjebak sel darah merah dan menghancurkan mereka sebelum waktunya beredar habis. Baca juga: 13 Penyebab Anemia (lengkap) Faktor Risiko Anemia Berbeda dengan penyebab anemia, fakor risiko berikut ini meningkatkan peluang seseorang untuk terkena anemia. Kekurangan Vitamin. Kekurangan zat besi, vitamin B-12 dan asam folat meningkatkan resiko anemia. Gangguan usus. Gangguan usus akan mengganggu penyerapan nutrisi – seperti penyakit Crohn dan penyakit celiac – akibatnya dapat meningkatkan risiko anemia. Menstruasi. Wanita yang masih memiliki menstruasi risiko anemia nya lebih besar daripada laki-laki dan wanita pascamenopause. Karena menstruasi menyebabkan hilangnya sel darah merah Kehamilan. Ibu hamil memiliki risiko anemia kekurangan zat besi karena zat besi harus melayani peningkatan volume darah serta pembentukan hemoglobin janin. Lebih lanjut baca: Anemia Pada Ibu Hamil Penyakit kronis. Penyakit kronis seperti kanker, gagal ginjal atau hati, dll. Biasanya anemia defisiensi besi. Riwayat keluarga memiliki penyakit anemia seperti anemia sel sabit. Faktor-faktor lain. Riwayat infeksi tertentu, penyakit darah dan gangguan autoimun (baca: Penyakit Lupus), alkoholisme, paparan bahan kimia beracun, dan penggunaan beberapa obat dapat mempengaruhi produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia. Ciri-ciri atau Gejala Anemia ( Kurang Darah ) Seseorang yang mengalami anemia bisanya memiliki ciri-ciri sering terlihat sangat pucat dan mungkin juga mengalami gejala anemia yang lain, seperti : Kelelahan Lemah dan cepat capek Mudah mengantuk Sakit Kepala Tangan dan kaki dingin Pingsan Pusing, terutama ketika orang tersebut berdiri Sesak napas, terutama pada saat beraktivitas Detak jantung cepat atau jantung berdebar, terutama pada saat beraktivitas. Nyeri dada Penurunan konsentrasi dan daya ingat Namun, gejala anemia terkadang tidak jelas, terutama pada orang muda atau secara fisik terlihat sehat, padahal tingkat hemoglobin bisa jatuh secara signifikan tanpa menunjukkan gejala anemia sama sekali. Dalam kasus lain, gejala anemia dapat berkembang perlahan-lahan selama beberapa bulan atau tahun. Kapan Harus Ke Dokter ? Jika Kamu mengalami beberapa gejala anemia seperti diatas sebaiknya periksakan diri ke dokter, agar diperiksa lebih lanjut apakah benar kamu mengalami anemia atau penyakit lain yang memiliki gejala yang mirip. Atau ketika Kamu merasa sehat tanpa gejala anemia, namun saat akan donor darah, biasanya kan diperiksa dulu kadar hemoglobin nya, eh ternyata Hb rendah maka kamu tidak boleh donor dan dianjurkan berobat ke dokter. Untuk men diagnosis anemia, dokter akan merekomendasikan: Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan Jantung (frekuensi detak jantung, irama jantung), paru-paru (pernafasan), hati dan limpa. Pemeriksaan darah lengkap (CBC). Pemeriksaan darah lengkap (CBC = complete blood count) digunakan untuk menghitung jumlah sel-sel darah merah, kekentalan darah (hemtokrit), Hemoglobin (Hb). Nilai Normal (acuan) Dewasa Nilai normal hematokrit pria = 38,8 – 50 persen. Wanita = 34,9 – 44,5 persen. Nilai normal hemoglobin (Hb) Pria = 13,5-17,5 gram per desiliter. Wanita = 12-15,5 gram per desiliter. Pemeriksaan ukuran dan bentuk sel-sel darah merah. Beberapa sel darah merah juga dapat diperiksa ukurannya, bentuk dan warna. Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan diagnosis. Sebagai contoh, pada anemia defisiensi besi, sel darah merah lebih kecil dan lebih pucat warnanya dibanding normal (anemia hipokrom mikrositer). Dalam kasus anemia defisiensi vitamin, sel darah merah berukuran besar dan jumlahnya sedikit (anemia megaloblastik). Itulah beberapa hal yang terkait dengan anemia atau kurang darah, mulai dari pengertian, penyebab, faktor risiko, dan gejala anemia. salam sehat :) Bagikan dan beri +1

Bersumber dari: Penyakit Anemia – Pengertian, Penyebab, dan Gejala | Mediskus.com
Home - Anemia - Info Penyakit - Penyakit Anemia – Pengertian, Penyebab, dan Gejala Penyakit Anemia – Pengertian, Penyebab, dan Gejala Pengertian Anemia. Anemia adalah suatu kondisi tubuh yang terjadi ketika sel-sel darah merah (eritrosit) dan/atau Hemoglobin (Hb) yang sehat dalam darah berada dibawah nilai normal (kurang darah). Hemoglobin adalah bagian utama dari sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen. Jika seseorang kekurangan sel darah merah, atau hemoglobin yang normal, maka sel-sel dalam tubuh tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup, akibatnya tumbullah gejala anemia. Gejala anemia seperti lemah dan lesu terjadi karena organ-organ tidak mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk berfungsi dengan baik, yaitu oksigen. Dalam masyarakat kita anemia dikenal dengan istilah kurang darah. Kurang darah (anemia) ini berbeda dengan darah rendah. Darah rendah merupakan rendahnya tekanan darah (baca : Tekanan Darah Rendah), sedangkan anemia adalah kurangnya sel darah merah atau hemoglobin seperti telah disebutkan di atas. Hal ini sengaja saya perjelas disini karena saya masih sering menemukan pasien yang salah dalam meng arti kan Anemia (kurang darah). gejala anemia ilustrasi anemia Penyebab Anemia Ada ber macam macam Penyebab Anemia sesuai dengan jenis anemianya dan terdapat lebih dari 400 jenis anemia, yang secara garis besar dibagi menjadi tiga kelompok: Anemia yang disebabkan oleh kehilangan darah Anemia yang disebabkan oleh penurunan produksi sel darah merah Anemia yang disebabkan oleh kerusakan sel darah merah … mari kita bahas satu persatu :D Penyebab Anemia Karena Kehilangan Darah Sel darah merah dapat hilang ketika seseorang mengeluarkan darah atau berdarah oleh sebab apapun seperti kecelakaan, terluka, dsb. Namun perdarahan dapat terjadi perlahan-lahan selama jangka waktu yang panjang, dan adakalanya tidak terdeteksi. Ini disebut sebagai pendarahan kronis yang biasanya disebabkan oleh : Penyakit pencernaan seperti maag, wasir, gastritis (radang lambung), dan kanker (Baca: BAB Berdarah) Penggunaan obat anti-inflamasi (OAINS) seperti aspirin atau ibuprofen, yang dapat menyebabkan gastritis dan perdarahan saluran cerna. Menstruasi dan melahirkan pada wanita, terutama jika perdarahan menstruasi yang berlebihan Penyebab Anemia karena Kurangnya Produksi Sel Darah Merah Anemia bisa terjadi karena kurangnya kuantitas dan kualitas sel darah merah, yakni kurangnya produksi sel darah merah atau terganggunya pembentukan hemoglobin. Selain itu dapat pula terbentuk sel darah merah dan hemoglobin yang tidak bagus sehingga fungsinya tidak optimal. Penyebab anemia jenis ini biasanya terkait dengan kekurangan mineral dan vitamin yang dibutuhkan dalam memproduksi sel darah merah dan hemoglobin. Kondisi yang terkait dengan penyebab anemia ini antara lain : Anemia sel sabit Anemia defisiensi besi Kekurangan vitamin B12, Asam Folat Masalah Sumsum tulang dan stem cell Kondisi kesehatan lain Penyebab Anemia Karena Rusaknya Sel Darah Merah Ketika sel-sel darah merah rapuh dan tidak dapat menahan stres rutin dari sistem peredaran darah, maka dapat pecah secara prematur, sehingga menyebabkan anemia hemolitik. Anemia hemolitik dapat hadir pada saat lahir atau berkembang kemudian. Kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya. Penyebab anemia hemolitik yang telah diketahui antara lain: Kondisi yang diwariskan (diturunkan), seperti anemia sel sabit dan talasemia Stres seperti infeksi, obat-obatan, racun ular atau laba-laba, atau makanan tertentu Racun dari penyakit hati lanjut (liver kronis) atau penyakit ginjal Serangan yang tidak tepat oleh sistem kekebalan tubuh (disebut penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, ketika itu terjadi pada janin yang dikandung wanita hamil) Cangkok vaskular, katup jantung prostetik, tumor, luka bakar parah, paparan bahan kimia, hipertensi berat, dan gangguan pembekuan darah. Dalam kasus yang jarang terjadi, pembesaran limpa dapat menjebak sel darah merah dan menghancurkan mereka sebelum waktunya beredar habis. Baca juga: 13 Penyebab Anemia (lengkap) Faktor Risiko Anemia Berbeda dengan penyebab anemia, fakor risiko berikut ini meningkatkan peluang seseorang untuk terkena anemia. Kekurangan Vitamin. Kekurangan zat besi, vitamin B-12 dan asam folat meningkatkan resiko anemia. Gangguan usus. Gangguan usus akan mengganggu penyerapan nutrisi – seperti penyakit Crohn dan penyakit celiac – akibatnya dapat meningkatkan risiko anemia. Menstruasi. Wanita yang masih memiliki menstruasi risiko anemia nya lebih besar daripada laki-laki dan wanita pascamenopause. Karena menstruasi menyebabkan hilangnya sel darah merah Kehamilan. Ibu hamil memiliki risiko anemia kekurangan zat besi karena zat besi harus melayani peningkatan volume darah serta pembentukan hemoglobin janin. Lebih lanjut baca: Anemia Pada Ibu Hamil Penyakit kronis. Penyakit kronis seperti kanker, gagal ginjal atau hati, dll. Biasanya anemia defisiensi besi. Riwayat keluarga memiliki penyakit anemia seperti anemia sel sabit. Faktor-faktor lain. Riwayat infeksi tertentu, penyakit darah dan gangguan autoimun (baca: Penyakit Lupus), alkoholisme, paparan bahan kimia beracun, dan penggunaan beberapa obat dapat mempengaruhi produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia. Ciri-ciri atau Gejala Anemia ( Kurang Darah ) Seseorang yang mengalami anemia bisanya memiliki ciri-ciri sering terlihat sangat pucat dan mungkin juga mengalami gejala anemia yang lain, seperti : Kelelahan Lemah dan cepat capek Mudah mengantuk Sakit Kepala Tangan dan kaki dingin Pingsan Pusing, terutama ketika orang tersebut berdiri Sesak napas, terutama pada saat beraktivitas Detak jantung cepat atau jantung berdebar, terutama pada saat beraktivitas. Nyeri dada Penurunan konsentrasi dan daya ingat Namun, gejala anemia terkadang tidak jelas, terutama pada orang muda atau secara fisik terlihat sehat, padahal tingkat hemoglobin bisa jatuh secara signifikan tanpa menunjukkan gejala anemia sama sekali. Dalam kasus lain, gejala anemia dapat berkembang perlahan-lahan selama beberapa bulan atau tahun. Kapan Harus Ke Dokter ? Jika Kamu mengalami beberapa gejala anemia seperti diatas sebaiknya periksakan diri ke dokter, agar diperiksa lebih lanjut apakah benar kamu mengalami anemia atau penyakit lain yang memiliki gejala yang mirip. Atau ketika Kamu merasa sehat tanpa gejala anemia, namun saat akan donor darah, biasanya kan diperiksa dulu kadar hemoglobin nya, eh ternyata Hb rendah maka kamu tidak boleh donor dan dianjurkan berobat ke dokter. Untuk men diagnosis anemia, dokter akan merekomendasikan: Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan Jantung (frekuensi detak jantung, irama jantung), paru-paru (pernafasan), hati dan limpa. Pemeriksaan darah lengkap (CBC). Pemeriksaan darah lengkap (CBC = complete blood count) digunakan untuk menghitung jumlah sel-sel darah merah, kekentalan darah (hemtokrit), Hemoglobin (Hb). Nilai Normal (acuan) Dewasa Nilai normal hematokrit pria = 38,8 – 50 persen. Wanita = 34,9 – 44,5 persen. Nilai normal hemoglobin (Hb) Pria = 13,5-17,5 gram per desiliter. Wanita = 12-15,5 gram per desiliter. Pemeriksaan ukuran dan bentuk sel-sel darah merah. Beberapa sel darah merah juga dapat diperiksa ukurannya, bentuk dan warna. Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan diagnosis. Sebagai contoh, pada anemia defisiensi besi, sel darah merah lebih kecil dan lebih pucat warnanya dibanding normal (anemia hipokrom mikrositer). Dalam kasus anemia defisiensi vitamin, sel darah merah berukuran besar dan jumlahnya sedikit (anemia megaloblastik). Itulah beberapa hal yang terkait dengan anemia atau kurang darah, mulai dari pengertian, penyebab, faktor risiko, dan gejala anemia. salam sehat :) Bagikan dan beri +1

Bersumber dari: Penyakit Anemia – Pengertian, Penyebab, dan Gejala | Mediskus.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Visio

Produk Herbal Alami

Obat Meningitis Terbukti Ampuh